Tiba-tiba je rasa risau, rasa gelisah, rasa bimbang, rasa tak tenteram.........macam-macam lagilah rasa..........nak tau rasalah sendiri.....hehe.....kenapa jadi macam ni ye???......entahlah......lepas dapat tau je keadaan saudara saya yang ditimpa kesusahan terus je jadi macam ni.......hmm......kenapa ye???......berkali-kali soalan tu muncul dalam kepala ni......rasa macam nak keluarkan je soalan tu......lepas je solat malam tu.....tiba-tiba je teringat kata-kata ni.
“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang dan rahmat bagi mereka bagaikan satu badan, apabila satu anggota menderita maka menjalarlah penderitaan itu ke seluruh badan hingga tidak dapat tidur (gelisah) dan panas” (HR. Ahmad Muslim)
Allah.......patut la jadi macam ni.....hmm......sebenarnye ade lagi hadis nabi yang berkaitan ngan persaudaraan dalam Islam ni .....antaranye berbunyi.......
“Seseorang Muslim itu adalah saudara Muslim yang lain. Dia tidak menzaliminya dan tidak menyerahkannya (kepada musuh), barangsiapa yang menunaikan hajat saudaranya nescaya Allah akan menunaikan hajatnya, dan barangsiapa yang menghilangkan daripada seorang Muslim satu kesusahan nescaya Allah akan menghilangkan satu kesusahan daripada kesusahan-kesusahannya pada hari kiamat kelak, dan barangsiapa yang menyembunyikan (keaiban) seorang muslim nescaya Allah akan menyembunyikan (keaibannya) pada hari kiamat.” – Riwayat Bukhori dan Muslim
Kasih sayang antara sesama umat Islam dan orang-orang yang beriman merupakan salah satu faktor penting dalam kesempurnaan iman. Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah saw. Bersabda, " Demi Allah swt. yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak akan beriman seorang dari kalian, hingga dia mencintai sesuatu bagi saudaranya (yang beriman) sebagaimana apa yang dicintai untuk dirinya sendiri ". (HR. Bukhari dan Muslim).
Bahkan, kasih sayang antara umat Islam merupakan salah satu karakter dan sifat pokok atau utama yang ditetapkan Allah swt. atas umat Muhammad saw. Sifat ini sangat dipuji oleh Allah swt. sebagaimana firmannya, " Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka ” (Al-Fath:29)
Bahkan, kasih sayang antara umat Islam merupakan salah satu karakter dan sifat pokok atau utama yang ditetapkan Allah swt. atas umat Muhammad saw. Sifat ini sangat dipuji oleh Allah swt. sebagaimana firmannya, " Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka ” (Al-Fath:29)
Rasulullah saw. memberikan contoh dan keteladanan berkenaan dengan kasih sayang. Rasulullah saw. adalah sosok yang penuh kasih dan sayang. Sifat kasih sayang telah terbina dalam diri beliau sejak masih belia. Diantara faktor yang sangat berpengaruh dalam menumbuhkan sifat kasih sayang dalam diri beliau adalah kecintaan dan kasih sayang terhadap binatang, khususnya terhadap kambing yang beliau gembala.
Selain daripada itu, Rasulullah saw. menyebutkan bahwa tidak seorang nabi dan rasul pun yang diutus oleh Allah swt., melainkan pernah menggembala kambing. Termasuk Rasulullah saw. pernah menggembala kambing beberapa tahun, ketika masih remaja. Hikmahnya yang tersirat dalam aktivitas menggembala kambing adalah Allah swt. menguji dan mendidik mental para nabi dan rasul agar bersabar dan bersifat kasih sayang terhadap binatang, sehingga mereka lebih bisa mencintai dan lebih menyayangi manusia, umatnya, dan sesama makhluk yang lain.
Sesungguhnya, kasih sayang terhadap binatang itu sendiri adalah sifat dan perilaku yang sangat mulia di sisi Allah swt. dan mendapat imbalan yang agung dari-Nya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. berkata; Rasulullah saw. Bersabda, " ketika seorang sedang berjalan-jalan, dia merasakan sangat kehausan. Kemudian dia menemukan sebuah sumur, lalu dia turun ke sumur itu dan minum sepuas-puasnya. Ketika dia naik, tiba-tiba dia melihat ada seekor anjing yang menjulurkan lidahnya menjilat tanah karena kehausan. Dia berkata pada dirinya, pasti anjing ini ditimpa kehausan seperti aku tadi mengalami kehausan. Lalu diapun kembali turun ke sumur dan memenuhi 'khuff' (sepatu)nya dengan air, memegangnya dengan mulutnya, kemudian dia merangkak naik untuk memberi minum anjing itu. Allah swt. berterima kasih kepadanya dan mengampuni dosanya. Para sahabat bertanya, ‘wahai Rasulullah saw. apakah kami mendapat ganjaran dalam melayani binatang?’ Rasulullah saw. Bersabda, "dalam tiap-tiap makhluk yang memiliki hati yang masih segar ada pahala dan ganjaran ". (HR. Samarkandi).
Dalam praktek sahabat, dapat kita simpulkan betapa serius mereka membina kasih sayang itu dalam diri mereka, dengan berusaha melayani sesama saudara. Betapa menakjubkan gambaran kasih dan cinta yang terjalin antara para sahabat Anshar terhadap kaum Muhajirin. Gambaran kasih dan cinta mereka cukuplah diwakili oleh ayat al-Qur'an sebagai berikut, “ Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Al-Hasyr: 9).
Oleh karena itu, dalam potret diri Umar bin Khattab, seorang khalifah yang sangat bijak dan kasih terhadap rakyatnya, kita temukan beberapa riwayat tentang cintanya terhadap rakyatnya. Dari Anas bin Malik ra. diriwayatkan bahwa Umar bin Khatthab ra. pada suatu malam sedang keliling melakukan ronda. Dia melewati sekelompok orang yang mampir untuk menginap (di kota Madinah). Dia sangat khawatir dan takut ada orang yang mencuri barang-barang mereka.
Kemudian Umar mendatangi Abdurrahman bin Auf ra. yang kaget dan bertanya, "apa yang membuat Anda datang pada larut malam seperti ini, wahai Amirul Mukminin? Dia menjawab, "aku melewati sekelompok orang yang mampir. Naluriku berkata, bila mereka bermalam dan tidur, aku takut mereka akan kecurian. Maka ikutlah denganku agar kita menjaganya malam ini. Keduanya pun bertolak. Keduanya duduk dekat orang-orang itu semalam suntuk, untuk menjaganya, hingga ketika melihat subuh telah tiba, Umar menyeru, "wahai orang-orang, shalat subuh...shalat subuh...berkali-kali. Setelah melihat mereka telah bergerak dan bangkit dari tidurnya, keduanya pun bangkit dan menuju ke masjid.
Bahkan, para sahabat tidak hanya menyayangi orang-orang yang beriman. Kasih sayang mereka juga tercurah bagi para ahli dzimmah, yaitu orang-orang non-muslim yang berlindung dalam khilafah Islam.
Diriwayatkan bahwa Umar bin Khatthab melihat seorang laki-laki tua dari ahli dzimmah yang meminta-minta dari satu pintu ke pintu yang lain. Umar berkata kepadanya, "kami telah berbuat tidak adil terhadap Anda. Kami telah mengambil jizyah (upeti) dari Anda ketika Anda masih muda, namun saat ini kami telah menyia-nyiakan Anda. Kemudian Umar memerintahkan agar mencukupi makanannya dari baitul mal (gudang perbendaharaan negara) milik kaum muslimin"
Selain daripada itu, Rasulullah saw. menyebutkan bahwa tidak seorang nabi dan rasul pun yang diutus oleh Allah swt., melainkan pernah menggembala kambing. Termasuk Rasulullah saw. pernah menggembala kambing beberapa tahun, ketika masih remaja. Hikmahnya yang tersirat dalam aktivitas menggembala kambing adalah Allah swt. menguji dan mendidik mental para nabi dan rasul agar bersabar dan bersifat kasih sayang terhadap binatang, sehingga mereka lebih bisa mencintai dan lebih menyayangi manusia, umatnya, dan sesama makhluk yang lain.
Sesungguhnya, kasih sayang terhadap binatang itu sendiri adalah sifat dan perilaku yang sangat mulia di sisi Allah swt. dan mendapat imbalan yang agung dari-Nya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. berkata; Rasulullah saw. Bersabda, " ketika seorang sedang berjalan-jalan, dia merasakan sangat kehausan. Kemudian dia menemukan sebuah sumur, lalu dia turun ke sumur itu dan minum sepuas-puasnya. Ketika dia naik, tiba-tiba dia melihat ada seekor anjing yang menjulurkan lidahnya menjilat tanah karena kehausan. Dia berkata pada dirinya, pasti anjing ini ditimpa kehausan seperti aku tadi mengalami kehausan. Lalu diapun kembali turun ke sumur dan memenuhi 'khuff' (sepatu)nya dengan air, memegangnya dengan mulutnya, kemudian dia merangkak naik untuk memberi minum anjing itu. Allah swt. berterima kasih kepadanya dan mengampuni dosanya. Para sahabat bertanya, ‘wahai Rasulullah saw. apakah kami mendapat ganjaran dalam melayani binatang?’ Rasulullah saw. Bersabda, "dalam tiap-tiap makhluk yang memiliki hati yang masih segar ada pahala dan ganjaran ". (HR. Samarkandi).
Dalam praktek sahabat, dapat kita simpulkan betapa serius mereka membina kasih sayang itu dalam diri mereka, dengan berusaha melayani sesama saudara. Betapa menakjubkan gambaran kasih dan cinta yang terjalin antara para sahabat Anshar terhadap kaum Muhajirin. Gambaran kasih dan cinta mereka cukuplah diwakili oleh ayat al-Qur'an sebagai berikut, “ Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Al-Hasyr: 9).
Oleh karena itu, dalam potret diri Umar bin Khattab, seorang khalifah yang sangat bijak dan kasih terhadap rakyatnya, kita temukan beberapa riwayat tentang cintanya terhadap rakyatnya. Dari Anas bin Malik ra. diriwayatkan bahwa Umar bin Khatthab ra. pada suatu malam sedang keliling melakukan ronda. Dia melewati sekelompok orang yang mampir untuk menginap (di kota Madinah). Dia sangat khawatir dan takut ada orang yang mencuri barang-barang mereka.
Kemudian Umar mendatangi Abdurrahman bin Auf ra. yang kaget dan bertanya, "apa yang membuat Anda datang pada larut malam seperti ini, wahai Amirul Mukminin? Dia menjawab, "aku melewati sekelompok orang yang mampir. Naluriku berkata, bila mereka bermalam dan tidur, aku takut mereka akan kecurian. Maka ikutlah denganku agar kita menjaganya malam ini. Keduanya pun bertolak. Keduanya duduk dekat orang-orang itu semalam suntuk, untuk menjaganya, hingga ketika melihat subuh telah tiba, Umar menyeru, "wahai orang-orang, shalat subuh...shalat subuh...berkali-kali. Setelah melihat mereka telah bergerak dan bangkit dari tidurnya, keduanya pun bangkit dan menuju ke masjid.
Bahkan, para sahabat tidak hanya menyayangi orang-orang yang beriman. Kasih sayang mereka juga tercurah bagi para ahli dzimmah, yaitu orang-orang non-muslim yang berlindung dalam khilafah Islam.
Diriwayatkan bahwa Umar bin Khatthab melihat seorang laki-laki tua dari ahli dzimmah yang meminta-minta dari satu pintu ke pintu yang lain. Umar berkata kepadanya, "kami telah berbuat tidak adil terhadap Anda. Kami telah mengambil jizyah (upeti) dari Anda ketika Anda masih muda, namun saat ini kami telah menyia-nyiakan Anda. Kemudian Umar memerintahkan agar mencukupi makanannya dari baitul mal (gudang perbendaharaan negara) milik kaum muslimin"
Justeru itu, marilah kita sama-sama ukur sikap meneladani kita kepada Rasulullah saw. khususnya dalam hal kasih sayang dan cinta.
Walahualam....